Cara Instalasi Bind9
Konfigurasi DNS
Berikut file-file penting yang akan kita konfigurasi dalam DNS Server:
# cd /etc/bind/
server:/etc/bind# cp db.local db.forward
server:/etc/bind#nano db.forward
3) file reverse Reverse berfungsi untuk konversi Ip Address ke DNS.
Misalnya jika kita mengetikan Ip Address http://192.168.1.1 pada Web Browser, secara otomatis akan redirect ke alamat www.jaringan.net.
# cd /etc/bind/
server:/etc/bind# cp db.127 db.reverse
server:/etc/bind#nano db.reverse
4) /etc/resolv.conf . File resolv.conf digunakan untuk menambahkan dns dan nameserver agar dapat diakses melalui computer server/klien.
# nano /etc/resolv.conf search smkbisa.sch.id nameserver 192.168.1.1
Terakhir, restart service bind9.
# /etc/init.d/bind9 restart
Uji coba
Test apakah DNS Server tersebut berhasil atau tidak, dengan perintah nslookup dari computer server ataupun dari computer client.
Jika muncul pesan:
Server :192.168.1.1 Address : 192.168.1.1#53 ** server can't findsmkbisa.sch.id. smkbisa.sch.id: SERVFAIL
Berarti masih terdapat script yang salah, periksa dimana file yang salah tersebut. Jika pesan error itu muncul ketika nslookup DNS, berarti kesalahan terletak antara file db.forward atau named.conf.local. Namun jika muncul ketika di nslookup IP, berarti kesalahan di file db.reverse atau named.conf.local.
Bind9 (Berkeley Internet Name Domain versi 9) adalah salah satu aplikasi linux yang sangat populer sebagai DNS Server, dan hampir semua distro linux menggunakanya.
Selain itu, dalam konfigurasinya pun cukup mudah dimengerti, khususnya bagi pemula awal.
# apt-get install bind9
Konfigurasi DNS
Berikut file-file penting yang akan kita konfigurasi dalam DNS Server:
1) /etc/bind/named.conf.local . Bagian ini adalah yang terpenting, dimana kita akan menentukan nama untuk Domain dari server Debian kita nantinya.
Kita boleh membuat Zone Domain menggunakan Tld (Top Level Domain) hanya pada jaringan local (There’s no Internet Connection). Karena sudah ada organisasi yang khusus mengatur domain Tld tersebut, contohnya di Indonesia adalah Pandi.
Edit dan tambahkan konfigurasi untuk forward dan reverse, pada file named.conf.local. Kemudian tambahkan script di bawah ini.
# nano /etc/bind/named.conf.local
// ….
zone "smkbisa.sch.id" { //Zone Domain anda
type master;
file "/etc/bind/db.forward”; //lokasi fileFORWARD
};
zone "192.in-addr.arpa" { //1 blok ip paling depan
type master;
file "/etc/bind/db.reverse"; //lokasi file REVERSE
};
Simpan menggunakan Ctr+X kemudian tekan Y dan Enter
2) file forward Forward berfungsi untuk konversi dari DNS ke Ip Address.
Misalnya ketika kita ketik www.jaringan.net melalui Web Browser, maka akan muncul website dari server Debian. Buat file konfigurasi untuk file forward dari DNS tersebut.
Karena konfigurasinya cukup banyak, kita tinggal copykan saja file default yang sudah ada.# cd /etc/bind/
server:/etc/bind# cp db.local db.forward
server:/etc/bind#nano db.forward
3) file reverse Reverse berfungsi untuk konversi Ip Address ke DNS.
Misalnya jika kita mengetikan Ip Address http://192.168.1.1 pada Web Browser, secara otomatis akan redirect ke alamat www.jaringan.net.
# cd /etc/bind/
server:/etc/bind# cp db.127 db.reverse
server:/etc/bind#nano db.reverse
4) /etc/resolv.conf . File resolv.conf digunakan untuk menambahkan dns dan nameserver agar dapat diakses melalui computer server/klien.
# nano /etc/resolv.conf search smkbisa.sch.id nameserver 192.168.1.1
Terakhir, restart service bind9.
# /etc/init.d/bind9 restart
Uji coba
Test apakah DNS Server tersebut berhasil atau tidak, dengan perintah nslookup dari computer server ataupun dari computer client.
Jika muncul pesan:
Server :192.168.1.1 Address : 192.168.1.1#53 ** server can't findsmkbisa.sch.id. smkbisa.sch.id: SERVFAIL
Berarti masih terdapat script yang salah, periksa dimana file yang salah tersebut. Jika pesan error itu muncul ketika nslookup DNS, berarti kesalahan terletak antara file db.forward atau named.conf.local. Namun jika muncul ketika di nslookup IP, berarti kesalahan di file db.reverse atau named.conf.local.